Manfaat Olahraga Lari Pagi

Para peneliti telah mendeklarasikan, olahraga lari adalah salah satu cara untuk tetap awet muda. “Dan dari berbagai olahraga kardio yang ada, olahraga lari telah dinobatkan sebagai olahraga yang dapat membuat tubuh prima serta tetap awet muda,” papar JoAnn Manson, MD., kepala di divisi pencegahan pada rumah sakit Brigham and Women’s.
Berikut 10 paparan ilmiah yang mengungkapkan mengapa olahraga lari bisa mempertahankan kemudaan kita :

1.Menajamkan Mata :

Orang yang berlari 56 Km dalam seminggu, cenderung berhasil menekan risiko terganggunya penglihatan mata karena faktor usia hingga 54 persen, jika dibandingkan dengan mereka yang berlari hanya 16 Km per minggu.

2.Menjaga Kesehatan Jantung :

Pelari yang dengan konstan berlari sejauh 16 Km dalam seminggu akan 39 persen lebih jarang mengalami gangguan tekanan darah. Plus mereka juga akan jarang menumpuk kolesterol dalam pembuluh darahnya hingga 34 persen.

3.Mendongkrak Gairah :

Pelari pria yang membakar sebanyak 3.000 kalori per minggu dari aktivitas berlari selama 5 jam, akan menjauhkan dirinya dari disfungsi ereksi hingga 83 persen.

4.Menguatkan Tulang :

Masa tulang para pelari ternyata lebih baik dari atlet aerobik lainnya, demikian diungkapkan oleh University of Missouri. Para peneliti membandingkan kepadatan tulang para pelari dengan pesepeda. Ada sebanyak 63 persen pesepeda yang memiliki masa tulang yang jelek, sedangkan pelari hanya 19 persen.

5.Lancar Berfikir :

Sebuah penelitian yang dilakukan kepada para pekerja di Inggris mengungkapkan, rutin berlari membuat mereka jarang melakukan kesalahan dalam pekerjaan, memiliki konsentrasi yang baik, dan lebih produkif dibanding yang lari hanya sesekali.

6.Terbebas dari Dimensia :

Journal of American Geriatrics Society melaporkan, perempuan yang dari remaja sudah rajin olahraga lari, di usia senjanya jarang yang mengalami kepikunan.

7.Tidur Lebih Lelap :

Para insomnia yang diminta untuk berlari, ternyata berhasil mempercepat waktu tidurnya hingga 17 menit dibanding saat mereka tidak berlari. Plus mereka tidur lebih lelap, bahkan sehari setelah berlari.

8.Jarang Terkena Flu :
Pelari yang berlari sejam setiap harinya, akan berhasil menjauh dari serangan virus flu hingga 18 persen dibanding yang tidak berlari. Ini didapat dari penelitian yang dilakukan di Swedia.

9.Bernafas Lebih Lega :

Penelitian yang dilakukan kepada pengidap asma yang diminta untuk melakukan olahraga lari dan olahraga kekuatan dalam seminggu secara bergantian, setelah 3 bulan, berhasil mengurangi serangan asmanya. Para responden mengaku bernapas lebih lega dan imun tubuh lebih kuat.

10.Panjang Umur :

Sebuah pengamatan terhadap 22 studi mengungkapkan, orang yang berlari 2,5 jam dalam seminggu akan menekan risiko meninggal dalam usia muda hingga 19 persen. Sedangkan penelitian lain mengungkapkan, orang yang aktif berolahraga akan menekan risiko meninggal dalam usia muda hingga 50 persen.

Mari jangan hanya berdecak ketika melihat daftar penelitian di atas, mulai masukkan olahraga lari sebagai salah satu pilihan kardio kita. Olahraga murah meriah ini juga akan lebih menyenangkan jika kita lakukan sambil mendengarkan lagu-lagu kesukaan. Bonus tambahannya, penelitian membuktikan, berolahraga sambil mendengarkan musik akan menajamkan kerja otak.

Pingsan Tak Selalu Lemah Jantung

Mereka yang mudah pingsan kerap dianggap orang yang lemah jantung. Apalagi jantungnya sering berdebar-debar. Padahal memakai baju dan kerah ketat pun bisa berdampak buruk.
Pernahkah saat Anda berdiri mengikuti upacara di lapangan atau sedang menghadiri resepsi resmi, mendadak terasa jantung berdebar-debar, degupnya jantung kencang, disusul kepala serasa ringan serta badan lemas, keringat dingin, pandangan berkunang-kunang dan akhirnya gelap lalu jatuh pingsan?
Penyebab kejadian seperti itu bisa saja karena jantung kita kurang beres, tapi bisa juga karena faktor luar. Apalagi kalau kita tidak mempunyai riwayat kelainan jantung ataupun faktor risiko penyakit jantung dan usia relatif masih muda.
Sebagian besar kasus pingsan yang bukan karena kelainan jantung (sinkop non-kardik) menurut para ahli, lebih disebabkan karena terkena hipersensitivitas vagus. Vagus adalah saraf otak kesepuluh yang mensarafi organ bagian dalam tubuh dan sangat berpengaruh terhadap frekuensi detak jantung.
Salah satu pencerminan hipersensitivitas vagus dikenal sebagai sinkop vasovagal (berkaitan dengan pembuluh darah dan nervus vagus) dan vasodepresif. Ini terjadi karena timbulnya ketidakseimbangan refleks saraf otonom dalam bereaksi terhadap posisi berdiri yang berkepanjangan. Berawal dari kecenderungan terkumpulnya sebagian darah dalam pembuluh vena bawah akibat gravitasi bumi, hal ini menyebabkan jumlah darah yang kembali ke jantung berkurang sehingga curah ke jantung serta tekanan darah sistoliknya menurun. Guna mengatasi penurunan tersebut, otomatis timbul refleks kompensasi normal, berupa bertambahnya frekuensi dan kekuatan kontraksi jantung, dengan tujuan mengembalikan curah ke jantung ke tingkat semula.
Pada seseorang yang hipersensitif, bertambahnya kekuatan kontraksi ini justru mengaktifkan reseptor mekanik yang ada pada dinding bilik jantung kiri sehingga timbul refleks yang dinamakan refleks Bezold-Jarisch (sesuai nama penemunya). Efeknya, frekuensi detak jantung berbalik menjadi lambat, pembuluh darah tepi melebar, dan kemudian terjadi tekanan darah rendah (hipotensi) sehingga aliran darah ke susunan saraf terganggu. Di sinilah sinkop terjadi.
Namun untuk menentukan diagnosis, pada umumnya dokter menganjurkan pemeriksaan tilt test, di mana hasil tes dapat digunakan sebagai acuan pemeriksaan lebih lanjut bila diperlukan.
Mencegah pingsan
Untuk mencegah agar jangan sampai pingsan, sewaktu gejalanya terasa masih ringan misalnya baru terasa berdebar-debar, coba sedikit gerak-gerakkan tungkai atau kaki, sambil sekali-kali batuk kecil. Adakalanya cara tersebut dapat dibantu lagi dengan mengalihkan perhatian kita sesaat. Misalnya kalau sedang berada dalam suatu upacara perhatikanlah peserta lain di depan kita satu per satu, mengingat-ingat kejadian menyenangkan yang pernah kita alami, menggumamkan lagu kesayangan atau lagu mars pembangkit semangat Anda.
Kalau dengan cara tersebut gejala tidak juga berkurang, tetapi malah mulai mengeluarkan keringat dingin ditambah kepala terasa melayang, apa boleh buat! Lebih baik Anda langsung jongkok, duduk, atau mundur mencari tempat berbaring agar tungkai dapat dinaikkan lebih tinggi dari kepala. Biasanya dalam waktu singkat akan terasa lebih nyaman dan pulih kembali. Apalagi kalau ditambah dengan minuman segar.
Sebaliknya, kalau kita harus menolong orang yang pingsan, menurut Panduan Kesehatan Keluarga, 1996 (Yayasan Essentia Medica) sebaiknya lakukan tip praktis berikut ini. Baringkan penderita di tempat tidur dengan kepala dimiringkan. Hati-hatilah agar posisi kepala jangan ditinggikan. Bila penderita berada di kursi, dorong kepala ke bawah serendah mungkin di antara kedua lutut. Longgarkan pakaian yang ketat agar aliran darahnya tak terganggu. Bila perlu, teteskan air dingin di kening atau leher untuk mempercepat pulihnya kesadaran. Jangan memberikan apa pun lewat mulut apabila penderita belum sadar. Panggil dokter terdekat atau ambulans bila tidak kunjung sadar.
Karena kerah baju ketat
Hipersensitivitas vagus dapat juga berupa sinkop sinus karotis, yakni jatuh pingsan bukan dicetuskan oleh sikap berdiri yang lama tetapi saat menoleh mendadak. Ini bisa terjadi bila penderita mengenakan baju berkerah tinggi terlalu ketat, sehingga gerakan kepala menyebabkan penekanan pada sinus karotis yang terletak pada leher samping agak ke depan. Hal ini bisa mengakibatkan detak jantung melambat dan menimbulkan sinkop.
Jika dilakukan pemeriksaan elektro-fisiologi (pemeriksaan aktivitas listrik jantung) pada penderita, umumnya terlihat fungsi listrik jantung bekerja dalam batas normal. Hanya saja adanya manipulasi ringan berupa penekanan leher di daerah sinus karotis tadi tampak berupa garis datar pada layar monitor. Artinya, terjadi gangguan aktivitas atau hantaran listrik saat dilakukan manipulasi tadi.
Untuk mencegah jangan sampai mengalami hal tersebut, hindari penggunaan kerah baju yang terlalu ketat dan jangan memijat daerah leher atau hal lain lagi yang menyebabkan tekanan pada sinus karotis.
Penampilan lain lagi yang langka dari hipersensitivitas vagus adalah paroxysmal sinus arrest. Di sini sumber listrik utama jantung adakalanya mengalami penghentian (pause) selama 6 sampai 23 detik tanpa adanya faktor pencetus yang jelas. Kejadian ini bisa saat tidur maupun saat aktif, siang atau malam, dengan akibat hampir pingsan atau pingsan (presinkop atau sinkop). Di sini hasil pemeriksaan dengan elektrofisiologi terhadap sumber listrik jantung pun menunjukkan normal, tapi pada umumnya pengobatan diarahkan pada penggunaan alat pacu jantung permanen yang ditanamkan di bawah kulit dada penderita.
Untuk mencegah terjadinya sinkop yang bukan karena kelainan jantung tadi, antara lain dengan berolahraga seperti joging, bersepeda, berenang, atau melakukan olahraga dinamis yang menguatkan otot tungkai.
Kalau sinkop jelas disebabkan oleh kelainan jantung, tentunya Anda diajurkan berkonsultasi dengan dokter jantung agar dilakukan pemeriksaan lebih saksama dan pengobatan yang lebih tepat.

Tidur Siang Turunkan Risiko Terkena Penyakit Jantung

Tak banyak yang menyadari, tidur sesaat saat istirahat siang dapat membantu menurunkan resiko kematian terutama pada pria muda yang berbadan sehat, Penelitian yang dilakukan ilmuwan Yunani selama rentang waktu enam tahun tersebut menyebutkan tidur siang selama kurang lebih 30 menit sedikitnya tiga kali seminggu memiliki resiko 37 persen lebih rendah mengalami gangguan sakit jantung.
Para ahli mengungkapkan tidur siang membantu orang untuk rileks dan mengurangi tingkat stres mereka. Bahkan gangguan jantung lebih kecil ditemukan di negara yang rutin tidur siang, meski sejumlah studi menunjukkan hasil yang berbeda.
Riset yang dilakukan di Yunani ini dilakukan pada 23.681 pria dan wanita dalam rentang usia 20 sampai 86 tahun. Para partisipan memiliki catatan kesehatan yang baik, tanpa sejarah menderita penyakit jantung dan penyakit akut lainnya.
Dalam studi selama enam tahun tersebut, partisipan diminta keterangan tentang jam tidur siang mereka, pola makan mereka dan aktivitas fisik yang rutin mereka lakukan. Hasilnya, para peneliti menyatakan mereka yang tidur siang memiliki resiko lebih rendah menderita gangguan jantung sebanyak 34 persen dibanding mereka yang tak tidur siang. Sementara mereka yang tidur siang lebih dari 30 menit selama tiga atau lebih dalam setiap minggunya memiliki catatan 37 persen lebih rendah terkena gangguan jantung.
Tidur Siang Pada Pekerja
Tidur siang juga dapat menurunkan resiko gangguan jantung pada para pekerja, di mana sekitar 64 %  yang mengalami penurunan resiko jantung yang beresiko pada kematian. Sementara pada pria pengangguran, tercatat hanya sekitar 36 persen. Dalam studi ini tidak begitu banyak dijumpai perbandingan tingkat kematian pada wanita.
“Tidur siang dan gangguan pembuluh darah memiliki hubungan yang cukup berarti. Fenomana ini dijumpai pada negara yang mayoritas populasinya menjalani rutinitas tidur siang secara berkala, dan hasilnya tingkat kematian karena gangguan pembuluh darah sangat rendah,” papar pemimpin penelitian Dr. Dimitrios Trichopoulos, dari Harvard School of Public Health, seperti dilansir dari BBC, Senin (12/02/07).
Trichopoulos juga menambahkan meskipun berbagai studi tentang tidur siang kerap dilakukan dengan hasil yang berbeda. Namun, ada poin penting yang bisa ditarik dari studi ini, yakni: kita jadi mengetahui batas kesehatan dan kemampuan seseorang untuk mengontrol aktivitas fisiknya.
Hal senada juga dikatakan June Davison, perawat kesehatan dari British Heart Foundation, yang menyatakan tidur siang membantu mengurangi resiko penyaki jantung, terutama pada pria pekerja.
“Tidur siang di tengah-tengah jam istirahat membantu kita untuk rileks dan lepas dari beban sejenak, dan itu sangat berrarti bagi kesehatan kita. Yang harus kita ingat adalah menyeimbangkan istirahat dan aktivitas,” kata Davison.
Davison juga menambahkan mereka yang mudah stres karena pekerjaan cenderung sembrono dengan perilaku kesehatan mereka, seperti: merokok berlebihan, mengkonsumsi makanan tak sehat, minum-minuman beralkohol dan bahkan lupa berolahraga. Hal inilah yang semakin meningkatkan resiko gangguan jantung.
Program tidur siang ini sudah dilirik Yarde Metals, perusahaan industri aluminium dan besi ini memiliki sebuah ruang khusus tidur siang untuk pekerjanya di kantor mereka, di Southington, Connecticut. Ruang tidur siang ini dilengkapi dua sofa kulit, bantal lembut, penerangan remang-remang dan sebuah jam weker.
“Meski hanya tidur sejenak, namun saya bisa kembali mengumpulkan energi dan membuat tubuh bugar. Saya rasa tidur siang harus mulai dibiasakan dalam rutinitas pekerjaan kita,” jelas Mark Ekenbarger, insinyur Perusahaan Yarde Metals, yang menderita pembesaraan arteri dan harus rutin menjalani tidur siang atas nasihat dokter jantungnya.
“Tidur siang sendiri bukan sebuah kebiasaan di Amerika, karena tidur siang sama dengan kemalasan di dunia bisnis yang bermobilitas tinggi. Namun saat ini beberapa kantor di Amerika mulai memberikan waktu untuk tidur sejenak selama 30-40 menit saat istirahat siang. Hasilnya, mereka yang memanfaatkan tidur siang menjadi lebih produktif,” jelas Bill Anthony, psikologis Universitas Boston dan pengarang “The Art of Napping at Work.”